BAB
I
MESIN
GERINDA
A.
Pengertian
Mesin Gerinda
Mesin gerinda
adalah suatu alat yang ekonomis untuk menghasilkan permukaan yang halus dan
dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda merupakan salah satu jenis
mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat
banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan
tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan
dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau
pemotongan.
B.
Fungsi
Utama Mesin Gerinda
1. Memotong
benda kerja yang ketebalanya yang tidak relatif tebal.
2. Menghaluskan
dan meratakan permukaan benda kerja.
3. Sebagai
proses jadi akhir ( finishing ) pada benda kerja.
4. Mengasah
alat potong agar tajam.
5. Menghilangkan
sisi tajam pada benda kerja.
6. Membentuk
suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-lain )
C.
Kelebihan
dan Kekurangan Mesin Gerinda
1.
Kelebihan
·
Dapat mengerjakan benda
kerja yang telah dikeraskan.
·
Dapat menghasilkan
permukaan yang sangat halus hingga N6.
·
Dapat mengerjakan benda
kerja dengan tuntutan ukuran yang sangat presisi.
2.
Kekurangan
·
Skala pemakanan ( depth
of cut ) harus kecil.
·
Waktu yang diperlukan
untuk mengerjakan cukup lama.
·
Biaya yang diperlukan
untuk pengerjaan cukup mahal.
D.
Jenis-Jenis
Mesin Gerinda
1.
Mesin
Gerinda Permukaan ( Surface Grinding )
Merupakan jenis
mesin gerinda yang digunakan untuk menggerinda permukaan rata atau untuk
memperoleh hasil permukaan yang datar dan rata. Pada umumnya mesin ini di
gunakan untuk menggerinda permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Meja ini
dapat diopersikan manual maupun otomatis. Pencekaman benda kerja dengan
cara diikat pada kotak meja magnetik.
Hasil pengerjaan mesin gerinda permukaan antara lain : Parallel block, Jangka
Sorong, Bed Mesin, dan lain-lain. Menurut sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4
jenis, yaitu:
·
Mesin
gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda-benda
dengan permukaan rata dan menyudut.
·
Mesin
gerinda permukaan horizontal dengan gerakan meja berputar.
Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda
permukaan rata poros.
·
Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja bolak-balik.
Mesin ini digunakan untuk
menggerinda benda kerja dengan permukaan rata dan lebar serta menyudut.
·
Mesin
gerinda permukaan vertikal dengan meja berputar
Fungsi
mesin ini sama dengan mesin gerinda datar horizontal meja bolak-balik yaitu dipergunakan untuk
menggerinda permukaan rata poros.
Bagian-bagian utama mesin gerinda permukaan :
1. Spindel pemakanan batu
gerinda Penggerak pemakanan batu gerinda.
2. Pembatas langkah meja mesin
3. Sistem hidrolik Penggerak
langkah meja mesin.
4. Spindel penggerak meja mesin naik
turun
5. Spindel penggerak meja mesin kanan-kiri
6. Tuas pengontrol meja mesin
7. Panel kontrol Bagian pengatur
prises kerja mesin.A
8. Meja mesin Tempat dudukan benda
kerja yang akan digerinda.
9. Kepala utama Bagian yang
menghasilkan gerak putar batu gerinda dan gerakan pemakanan.
Berdasarkan
prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam yaitu :
1) Mesin gerinda datar semi otomatis,
proses pemotongan dapat dilakukan
secara manual (tangan) dan otomatis
mesin.
2) Mesin gerinda datar otomatis, proses
pemotongan diatur melalui program
(NC/Numerical Control dan
CNC/Computer Numerically Control).
Untuk merk dan type terkadang letak
posisi spindel, tuas dan panel kontrol mesin berbeda. Perlengkapan yang
digunakan pada mesin gerinda permukaan :
a.
Meja
magnet listrik
Pencekaman
terjadi akibat adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh aliran listrik. Pada mesin gerinda datar yang berfungsi
sebagai pencekam benda kerja adalah meja mesin gerinda itu
sendiri. Proses
pencekaman benda kerja menggunakan meja magnet listrik, sebagai berikut :
·
Permukaan meja magnet dibersihkan dan magnet dalam posisi
OFF. Benda kerja diletakkan pada permukaan meja magnet dan diatur pada posisi garis kerja medan magnet. Pencekaman menggunakan prinsip elektromagnetik.
Batangan-batangan yang di ujungnya diatur sehingga
menghasilkan kutub magnet utara dan selatan secara bergantian bila dialiri arus listrik. Supaya aliran medan magnet melewati benda kerja digunakan
logam nonferro yang disisipkan pada plat atas
pencekam magnet. Melepas benda kerja dilakukan dengan memutuskan aliran listrik
yang menuju pencekam magnet dengan
menggunakan tombol on/off.
b.
Meja
magnet permanen
Pencekaman terjadi akibat adanya magnet permanen yang
terdapat pada pencekam. Pada mesin gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri
meja bersifat permanen, proses pencekaman benda kerja menggunakan mesin yang
dilengkapi dengan meja jenis ini hampir sama dengan proses pencekaman benda
kerja pada mesin gerinda datar pada umumnya. Akan tetapi, ada beberapa hal yang
membedakan mesin jenis ini dengan mesin gerinda pada umumnya. Perbedaan
tersebut sebagai berikut :
·
Perbedaannya terletak pada sumber magnet yang telah
dimiliki, tanpa
menggunakan aliran arus listrik
(lempengan magnet permanen).
·
Lempengan-lempengan magnet permanen terletak di antara logam
anti
magnet yang dipasang di antara plat
atas dan bawah.
·
Plat atas mempunyai plat sisipan anti magnet yang berfungsi
mengarahkan
aliran medan magnet.
·
Posisi tuas ”ON”, posisi lempengan magnet sebidang dengan
kutub
sisipan di plat atas. Medan magnet
mengalir dari kutub selatan ke kutub
luar (plat atas) dan melewati benda kerja diteruskan ke kutub utara dan
plat bawah sehingga benda kerja akan tercekam.
luar (plat atas) dan melewati benda kerja diteruskan ke kutub utara dan
plat bawah sehingga benda kerja akan tercekam.
·
Benda kerja diatur pada posisi garis kerja aliran medan
magnet yang
terdapat pada pencekam magnet.
·
Posisi tuas ”OFF”, aliran magnet dipindahkan karena
lempengan mag-
net dan sisipan tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat atas dan
sisipan akan menutupi aliran yang menuju ke benda kerja sehingga
benda kerja tidak tercekam.
net dan sisipan tidak segaris kerja aliran medan magnet. Plat atas dan
sisipan akan menutupi aliran yang menuju ke benda kerja sehingga
benda kerja tidak tercekam.
c.
Ragum
mesin presisi
Pencekaman
menggunakan ragum mesin presisi adalah benda kerja yang semua bidang digerinda, di mana antara satu dengan yang
lainnya saling tegak lurus dan sejajar. Adapun proses pengikatan/pencekaman
benda kerja menggunakan ragum presisi sebagai berikut :
·
Permukaan benda kerja yang dijepit oleh ragum
ini menghasilkan bidang yang akan tergerinda dengan kesikuan dan
kesejajaran yang baik. Ragum dicekam dengan menggunakan pencekam magnet dalam
posis yang bisa dirubah-rubah sesuai
dengan penggerindaan yang diinginkan.
Bidang-bidang dari ragum digunakan sebagai bidang dasar dan penahan. Permukaan bidang pencekam dan yang tercekam harus bersih dari kotoran-kotoran yang mengganggu pencekaman dan ketelitian penggerindaan. Untuk menggerinda benda kerja tegak lurus, ragum diputar 90° tanpa harus membuka penjepitan benda kerja, dengan syarat permukaan benda kerja lebih tinggi dari permukaan rahang ragum.
Bidang-bidang dari ragum digunakan sebagai bidang dasar dan penahan. Permukaan bidang pencekam dan yang tercekam harus bersih dari kotoran-kotoran yang mengganggu pencekaman dan ketelitian penggerindaan. Untuk menggerinda benda kerja tegak lurus, ragum diputar 90° tanpa harus membuka penjepitan benda kerja, dengan syarat permukaan benda kerja lebih tinggi dari permukaan rahang ragum.
d.
Meja
sinus
Meja sinus dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam penggerindaan
yang membentuk sudut dengan ketelitian mencapai detik Adapun proses pencekaman
benda kerja dengan ragum sinus sebagai berikut :
·
Meja ini dicekam pada meja magnet. Kemiringan sudut yang dikehendaki diatur dengan cara
mengganjal pada bagian bawah memakai slip-gauges. Benda kerja dipasang pada bidang atas meja sinus dengan
sistem pencekaman meja magnet.
e.
Meja
sinus universal
Meja sinus
universal digunakan untuk membentuk sudut ke arah vertikal dan ke arah horizontal.
f.
Blok
pencekam khusus
Berfungsi
untuk meneruskan aliran medan magnet dari sumber magnet ke benda kerja. Ada tiga bentuk standar blok penghantar,
yaitu persegi, segitiga dan alur V, atau Blok V.
g.
Pengasah
batu gerinda/ dresser
Dresser digunakan untuk mengasah batu
gerinda. Adapun cara penggunaan dresser untuk
mengasah batu gerinda sebagai berikut :
Dresser diletakkan di atas meja magnet tepat di bawah batu gerinda, sesuai tempat batu gerinda yang akan diasah. Sentuhkan batu gerinda pada dresser dengan menaikkan meja mesin sedikit saja. Saat menggerinda jangan lupa hidupkan pendingin agar batu gerinda tidak terjadi panas berlebih. Dressing dilakukan satu kali langkah sudah cukup untuk membersihkan batu gerinda dan menajamkanya.
Dresser diletakkan di atas meja magnet tepat di bawah batu gerinda, sesuai tempat batu gerinda yang akan diasah. Sentuhkan batu gerinda pada dresser dengan menaikkan meja mesin sedikit saja. Saat menggerinda jangan lupa hidupkan pendingin agar batu gerinda tidak terjadi panas berlebih. Dressing dilakukan satu kali langkah sudah cukup untuk membersihkan batu gerinda dan menajamkanya.
2.
Mesin
Gerinda Silinder ( Cylindrical Grinding )
Adalah jenis mesin gerinda dengan
benda kerja yang mampu di kerjakan adalah benda dengan bentuk silinder. Hasil
benda yang dapat dikerjakan dari mesin ini antara lain : Shaft, Poros / As,
Spindle Mesin, Test Bar, Bearing, Collet, Sleeve, dan lain-lain. Jenis mesin ini dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
·
Mesin
gerinda silindris luar
Mesin Gerinda silindris
luar berfungsi untuk menggerinda diameter luar benda kerja yang berbentuk
silindris dan tirus.
·
Mesin
gerinda silindris dalam.
Mesin Gerinda silindris
jenis ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda dengan diameter dalam yang
berbentuk silindris dan tirus.
·
Mesin
gerinda silindris universal
Sesuai namanya, Mesin
Gerinda jenis ini mampu untuk menggerinda benda
kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silindris.
kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silindris.
·
Mesin
gerinda silindris luar tanpa senter
Mesin Gerinda silindris
jenis ini digunakan untuk menggerinda diameter luar dalam jumlah yang
banyak/massal baik panjang maupun pendek.
Bagian –bagian mesin gerinda silinder:
Perlengkapan mesin gerinda silinder :
1) Cekam rahang 3
: Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda
2)
Collet : Berfungsi untuk mencekam benda yang
akan di gerinda tetapi memiliki permukaan yang halus
3)
Face plat : Berfungsi mencekam benda dengan
permukaan dalam yang akan digerinda
4)
Pembawa / lathe dog : Untuk mencekam benda
kerja dengan pencekaman beetwen senter
5)
Senter ulir : Sebagai penyangga ujung benda
kerja pada pencekaman beetwen senter dan dipasang di spindel utama
6) Senter konus
: Sebagai penyangga pada tail stok.
7)
Cekam magnet : Untuk mencekam dengan diameter
lebar dan pendek. Prinsip kerjanya sama dengan meja magnet pada mesin gerinda
ratal
8)
Dial indikator : Untuk mengecek kesenteran/
kelurusan meja mesin terhadap sumbu gerinda
9)
Penyangga tetap : Untuk menyangga benda kerja yang
panjang agar tidak terjadi defleksi pada saat proses penggerindaan
10)
Pengasah batu gerinda/ dresser : Untuk
mengasah batu gerinda jika sudah tidak rata.
3.
Mesin
Gerinda Alat Potong ( tool grinding
machine )
Mesin ini hanya digunakan
untuk pekerjaan presisi, yaitu menajamkan (mengasah) berbagai jenis cutting
tool seperti mata pahat bubut, mata bor, dan lain-lain. Juga digunakan
memperhalus (finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan surface dari
benda kerja yang mengharuskan ketelitian. Mesin gerinda ini dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Mesin
gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pisau frais, reamer, dan
sejenisnya. Perlengkapan mesinnya untuk pengasahan dapat diputa-putar atau
digeser sesuai dengan bentuk benda kerja yang diasah. Batu gerinda pada waktu
pengasahan digerakkan dengan tangan melalui handelnya secara bolak-balik. Benda
kerjaq diputar dengan tangan melalui perlengkapan penjepitnya.
Mesin
gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pahat potong mesin bubut dan pengasahan mata bor. Prinsip kerjanya
benda kerja didorong ke arah batu gerinda yang berputar. Mesinnya tidak
mempunyai meja, diganti dengan perlengkapan lain yang dapat digeser derajatnya
sesuai dengan sudut-sudut pada benda kerja yang diasah.
4.
Mesin
gerinda tangan ( Hand Grinding )
Mesin gerinda
tangan merupakan mesin gerinda dengan gaya penggerak diteruskan dari engkol ke
roda gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan pada bengkel
kecil atau untuk keperluan
rumah tangga.
Rata-rata fungsi utama mesin ini sebagai alat pemotong saja.
BAB
II
RODA
GERINDA
A.
Macam-Macam
Bentuk Batu Gerinda
1.
Flat wheels, untuk melakukan
penggerindaan alat-alat potong seperti handtap,
countersink, mata bor, dan sebagainya.
2.
Cup wheels, untuk melakukan
penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut, dan sebagainya.
3.
Dish grinding wheels, untuk melakukan
penggerindaan profil pada cutter.
4. Shaped grinding wheels,
untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat keras, seperti HSS,
material yang sudah mengalami proses heat
treatment.
5.
Cylindrical grinding wheels,
untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu jenis produk.
6.
Saucer Grinding Wheels, Gerinda ini biasa digunakan untuk
mengerinda bergelombang dan gerinda pemotong. Ini menemukan penggunaan yang
luas di non-mesin daerah, karena hal ini filers bertemu digunakan oleh roda
piring untuk menjaga bilah gergaji.
7.
Diamond Grinding
Wheels, Dalam
roda berlian berlian industri tetap terikat ke tepi. Digunakan untuk mengerinda
bahan-bahan keras seperti beton, batu permata dll. Sebuah melihat menggorok
dirancang untuk mengiris batu permata seperti bahan keras.
B.
Spesifikasi
Batu Gerinda
Pada setiap
batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang menyebutkan identitas batu
gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi, antara lain:
1.
Jenis bahan
asah
2.
Ukuran butiran
asah
3.
Tingkat
kekerasan
4.
Susunan butiran
asah
5.
Jenis bahan
perekat
Sebagai contoh:
35 C 60 R 8 S 15
Artinya:
35 : prefix, kode pabrik
C : jenis abrasive, terdiri dari dua
simbol yaitu A (aluminium oksida atau alundun) dan C (silikon karbida atau
crystolon)
60 : ukuran
abrasivenya
sedang
R : tingkat
kekerasannya
keras
8 : susunan
abrasivenya
renggang
S : jenis
bond/perekatnya
Silikat
Cara membaca
kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan abrasive silikon karbida dengan
ukuran 60 mesh dengan susunan keras dan menggunakan perekat sodium silikat.
1. Jenis Bahan Asah
a. Bahan abrasive alami
Bahan abrasive alami berupa batu pasir, emery, quartz, dan korundun. Bahan
abrasive ini masih sering digunakan pada industri umah tangga yang sederhana,
seperti industri alat-alat pertanian yang diproduksi secara tradisional.
Sedangkan pada industri-industri di negara maju sudah tidak menggunakan bahan
pengasah ini.
b. Bahan abrasive buatan
Bahan abrasive buatan merupakan bahan abrasive yang dihasilkan oleh
industri. Bahan abrasive ini bisa digunakan secara efektif, karena besar butir,
bentuk butir, dan kemurnian butir bisa diatur dengan baik sesuai dengan
kebutuhan yang ada. Beberapa bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri,
antara lain:
·
Oksida Alumunium (Al2O3), (A)
Paling banyak
di aplikasi sebagai bahan pembuatan batu gerinda. Digunakan untuk menggerinda
material dengan tegangan tarik tinggi seperti baja karbon, baja paduan, HSS.
·
Silikon karbida (SiC), (C)
Butiran yang sangat keras dan mendekati kekerasan intan. Digunakan untuk
menggerinda material dengan tegangan tarik rendah. Seperti besi tuang kelabu,
grafit, alumunium, kuningan, dan karbida.
·
Diamond/ intan (D)
Butiran sangat keras, digunakan untuk menggerinda material dengan kekerasan
sangat tinggi. Seperti carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer, batun
permata.
·
Boron nitride (BN), (CBN)
Kristal bahan ini berbentuk kubus. Bahan ini digunakan untuk menggerinda
benda kerja yang sangat keras seperti karbida, baja perkakas dengan kekerasan
diatas 65 HRC.
2.
Ukuran Butir
Asahan
Ukuran butir
asah dinyatakan dalam bentuk angka. Dimana semakin kecil angka menunjukan
semakin besar ukuran butir abrasive dan semakin besar angka maka ukuran butir
abrasive semakin kecil. Batu gerinda dengan butir kasar (angka kecil) memiliki
kemampuan potong yang baik tetapi hasilnya kasar sedangkan batu gerinda dengan
butir halus (angka besar) memiliki kemampuan daya bentuk yang baik dan hasil
penggerindaan yang baik.
Tingkat kekasaran
|
Ukuran butir (mesh)
|
Kasar
|
12, 14,16,20,24
|
Sedang
|
30,36,46,56,60
|
Halus
|
70,80,90,100,120
|
Sangat halus
|
150,180,220,240
|
Tepung
|
280,320,400,500,800,1200
|
Angka-angka ini
di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan tersebut memiliki
lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari banyaknya lubang dalam
saringan seluas 1 inchi2 ,
ukuran lubang dinamakan dengan mesh.
Sebagai contoh:
1. Jika dalam 1 inchi2 terdapat
120 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran 120 mesh atau
lebih kecil lagi.
2. Jika dalam 1
inchi terdapat 56 lubang, berarti
butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran 56
mesh atau lebih kecil lagi. Dan jika butiran yang tertahan diatas saringan berarti
memiliki besar butir 1 step lebih tinggi
( ukuran butir yang lebih kecil).
3.
Tingkat Kekerasan batu gerinda
Tingkat
kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan tetapi
dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari
tekanan tertentu ketika melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan
dinyatakan dalam simbol huruf alfabet. Kekerasan batu gerinda dapat dilihat
pada tabel dibawah :
Tingkat kekerasan
|
Simbol
|
Sangat lunak
|
E,F,G
|
Lunak
|
H,I,J
|
Sedang
|
L,M,N,O
|
Keras
|
P,Q,R,S
|
Sangat keras
|
T,U,V,W
|
4.
Susunan batu gerinda
Struktur batu
gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh perbandingan 2 faktor, yaitu ukuran
butiran dan perekat yang digunakan. Perbandingan perekat dengan butir asah
dalam batu gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu gerinda.
Dilihat dari perbandingan tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu:
a) Struktur terbuka/ batu gerinda lunak
Jenis ini
memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena
memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda benda
yang keras, karena sifat yang mudah melepas butir asah, maka permukaan benda
kerja selalu mendapatkan butiran asah yang baru dan massih tajam. Percikan
bunga api yang dihasilkan banyak karena selain partikel benda kerja, gesekan
yang terjadi juga melepaskan butiran asah.
b) Struktur tertutup/ batu gerinda keras
Jenis ini
memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena
memiliki perekat yang banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk menggerinda
benda yang lunak, karena sifat benda kerja yang lunak, maka mata asah dapat
lebih awet karena partikel benda kerja akan terkikis terlebih dahulu dari pada
terlepasnya butiran asah. Percikan bunga api yang dihasilkan oleh penggerindaan
sedikit.
5.
Jenis-jenis Bahan Perekat pada Batu Gerinda
·
Tembikar / vitrified (V)
Memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun
perubahan suhu.
·
Silikat / silicate (S)
Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif
terhadap panas.
·
Bakelit/ resinoid (B)
Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi
·
Karet / rubber (R)
Digunakan pada roda gerinda yang elastis
·
Embalau / shellac (E)
Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat halus
·
Perekat logam/ metal bond
Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan
intan.
C.
Beberapa Faktor
yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Batu Gerinda
ü Besarnya busur
singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan besar berarti
luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu gunakan roda
gerinda lunak dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur singgungan kecil
atau sedikit, gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran halus.
ü Ukuran butir
pengasah: besarnya butir (grain)
menentukan jenis finishing dari benda
kerja yang digerinda.
ü Grade merupakan
tingkat kekerasan roda gerinda, yang ditentukan olehkekuatan ikatan (kepadatan
ikatan antara butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi pemilihannya
dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :
a. Jenis
penggerindaan : gerinda dipilih sesuai dengan mesin yang digunakan
serta bentuk yang sesuai dengan pengerjaan.
b. Luasan kontak : grade lunak
digunakan untuk luasan kontak benda kerja yang lebih besar, sedangkan luasa
yang lebih kecil digunakan roda gerinda yang lebih luas.
c. Struktur bahan
pengasah dan ukuran butiran : dipilih roda gerinda yang sesuai dengan standar yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat roda gerinda yang bersangkutan.
d. Material benda
kerja : roda gerinda yang keras (kepadatan tinggi) digunakan pada benda kerja
yang lunak (soft), sedangkan roda gerinda yang lunak (kepadatan rendah)
digunakan pada benda kerja yang keras.
e. Banyak bahan
yang digerinda : batu gerinda dengan butiran pengasah kasar dgunakan
untuk bahan yang cukup besar, sedangkan batu gerinda dengan butiran pengasah
halus digunakan untuk pekerjaan penyelesaian dan pengasahan alat-alat potong
dengan penggerindaan tipis.
f. Permukaan/hasil
akhir yang diinginkan : roda gerinda dengan butiran pengasah kasar dan
struktur terbuka menghasilkan permukan yang kasar, dan butiran pengasah yang
halus dengan struktur tertutup akan menghasilkan permukaan yang halus.
g. Kecepatan roda
gerinda : semakin cepat putaran roda gerinda terhadap benda kerja, semakin lunak
grade roda gerinda. Roda gerinda yang berputar pelan akan lebih cepat aus,
sehingga direkomendasikan untuk menggunakan grade keras pada kecepatan rendah.
h. Kecepatan benda kerja : makin cepat
gerak benda kerja akan mengakibatkan ausnya/terkikisnya roda gerinda, sehingga
untuk kecepatan benda kerja yang lebih tinggi diperlukan batu gerinda dengan
perekat yang lebih keras.
D. Pemeriksaan
Batu Gerinda
Berikut ini
merupakan beberapa metode manual sederhana untuk memeriksa kerataan permukaan
batu gerinda antara lain sebagai berikut :
1.
Pengamatan Langsung ( Visual )
Batu
gerinda dicek dan diperiksa secara keseluruhan dengan mata apakah ada bagaian
yang mengalami retak atau pecah. Cara ini merupakan cara sederhana dan cepat
dalam pemeriksaan batu gerinda karena dengan metode visual.
2.
Pengecekan
suara ( sound test )
Pada
metode ini pemeriksaan batu gerinda menggunakan metode sound yaitu dengan cara dipukul
sedikit. Untuk mengetahui bagian retak pada batu gerinda dengan metode sound
ini dengan mengidentifikasi suara. Apabila suara saat dipukul nyaring berati
batu gerinda rata dan tidak mengalami retak begitu pula sebaliknya.
E.
Penyetimbangan
Batu Gerinda
1.
Penyebab Ketidakseimbangan Batu Gerinda
§ Ketidaksimetrisan dari elemen rotasi tersebut ( meliputi :
bentuk, penempatan, rapat jenis )
§ Ketidaksimetrisan
yang terjadi pada waktu elemen rotasi tersebut dalam keadaan berputar (
misalnya : distorsi & perubahan yang terjadi karena adanya tegangan atau
stress, perubahan temperature )
§ Material
yang tidak homogeny : adanya lubang lubang dari inklus pada benda cor-coran,
distribusi kerapatan butiran yang tidak merata.
§ Toleransi
didalam proses fabrikasi meliputi : pengecoran, pengerjaan, perakitan
2.
Keuntungan Melakukan Balancing
§ Mengurangi
keausan yang terjadi pada bagian penyekat / seal
§ Mengurangi
kerusakan yang terjadi karena gejala kelelahan ( fatique ) sehingga akan
menambah umur pakai.
§ Kualitas
permukaan lebih halus
§ Tidak
menimbulkan getaran
F.
Penyimpanan
Batu Gerinda ( Storing )
Batu
gerinda memerlukan penanganan khusus dalam penyimpanannya. Setiap kiriman
penyimpanan harus dicek secara visual, bila muncul keraguan jangan gunakan batu
gerinda tersebut. Batu gerinda harus diletakkan dirak yang aman dan jauh dari
kerusakan dari batu gerinda lain maupun benda lain saat berdekatan. Adapun
syarat darea untuk penyimpanan roda gerinda yaitu :
1. Kering
2. Bebas
embun
3. Bebas
dari perubahan suhu yang besar
4. Bebas
dari getaran
Adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan batu gerinda antara lain sebagai
berikut :
·
Batu gerinda yang rata
dan ringan ( tipis ) ditempatkan pada
permukaan yang datar dan tanpa antara.
·
Batu gerinda rata dan
besar diposisikan berdiri tetapi harus ada penahan agar tidak menggelinding.
·
Roda gerinda mangkuk
ukuran kecil dipisahkan dengan yang ukuran besar.
·
Batu gerinda yang
ukuranya kecil ditempatkan ditempat yang sesuai ukuranya.
·
Batu gerinda yang
perekatnya jenis vitrified dapat disimpan dalam waktu yang relative lama.
Sedangkan jenis perekat resinoid hanya dapat disimpan selama 2-3 tahun.
BAB
III
PROSES
MESIN GERINDA
A.
Definisi
Menggerinda
Kemampuan menajamkan alat potong dengan mengasahnya dengan
pasir atau batu telah ditemukan oleh manusia primitif sejak beberapa abad yang
lalu. Alat pengikis digunakan untuk membuat batu gerinda pertama kali pada
zaman besi dan pada perkembangannya dibuat lebih bagus untuk proses penajaman.
Di awal tahun 1900-an, penggerindaan mengalami perkembangan yang sangat cepat
seiring dengan kemampuan manusia membuat butiran abrasive seperti silikon
karbida dan aluminium karbida. Selanjutnya dikembangkan mesin pengasah yang
lebih efektif yang disebut mesin gerinda. Mesin ini dapat mengikis permukaan
logam dengan cepat dan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi sesuai dengan
bentuk yang diinginkan.
Menggerinda
sejatinya merupakan suatu proses pengerjaan mekanik yang pengerjaanya dengan
menggesekkan atau menyentuhkan benda kerja ke batu gerinda yang sedang berputar
secara perlahan dan kontinyu terus-menerus hingga sesuai hasil akhir yang
diinginkan dengan depth of cut sangat kecil.
Alasan mengapa
mesin gerinda dapat mengerjakan benda kerja dengan ketelitian tinggi
dikarenakan depth of cut ( DOC ) yang digunakan dapat diatur sekecil mungkin,
yaitu sekitar 2-5 mikron. Sedangkan alas an yang menyebabkan mesin gerinda
dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus karena roda gerinda yang
digunakan mempunyai sisi potong yang banyak dengan teknik penyayatannya sedikit
demi sedikit ( proses finishing ) sehingga lebih tepatnya disebut dengan
pengkikisan. Sisi potong pada roda gerinda terbentuk oleh butiran-butiran bahan
asah dalam roda gerinda tersebut. Seperti halnya cutter pisau frais apabila semakin
banyak sisi potongnya maka hasil permukaanya semakin halus.
B.
Peralatan
dalam Menggerinda
1. Kacamata
Pelindung
2. Sarung
Tangan
3. Masker
Pelindung Mulut
4. Pelindung
Telinga ( Headphone )
5. Collet
6. Bevel
Protector dan Bevel Transfer
7. Angle
Gauge
8. Jangka
Sorong
9. Pendingin
atau Air
C.
Jenis-Jenis
Penggerindaan
1.
Penggerindaan
Kering
Penggerindaan
kering merupakan suatu penggerindaan yang pengerjaanya tanpa menggunakan cairan
pendingin. Untuk penggerindaan kering biasanya dipasang alat bantu penyedot
udara sebagai penyaring debu agar tidak beterbangan. Pada penggerindaan kering
biasanya digunakan dalam pengasahan mata bor untuk membuat sudut puncaknya,
untuk mengasah chisel dan untuk mengasah cutter mesin milling. Bisanya hal ini
dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
a. Jenis
benda kerja.
b. Jenis
proses pengerjaan.
c. Jenis
Mesin Gerinda
d. Roda
Gerinda ( jenis batu gerinda ).
Beberapa akibat dari penggerindaan
kering yaitu :
a. Suhu
pengerjaan yang terjadi menjadi lebih tinggi.
b. Chip
atau debu yang dihasilkan akan beterbangan.
c. Batu
gerinda lebih awet.
d. Biaya
yang diperlukan lebih murah.
2.
Penggerindaan
Basah
Penggerindaan
basah merupakan suatu proses penggerindaan yang mengguanakan cairan pendingin.
Biasanya pada penggerindaan basah digunakan untuk pengasahan pahat bubut yang
tip pahatnya berasal dari bahan karbid. Hal ini dilakukan agar tip pahat karbid
tidak mudah gosong. Pada penggerindaan basah biasanya dipasang alat bantu
semacam penutup pada batu gerinda agar chip yang keluar tidak berceceran
kemana-mana. Beberapa akibat dari penggerindaan kering antara lain :
a. Suhu
pengerjaan yang terjadi menjadi lebih rendah.
b. Chip
atau debu yang dihasilkan tidak beterbangan.
c. Batu
gerinda cepat habis.
d. Perlu
biaya tambahan untuk pendinginnya.
D.
Proses
Pengasahan Alat Potong
1.
Pengasahan
Twist Drill
Ada
beberapa kriteria dalam pengasahan twist drill yang harus terpenuhi dalam
mengasah twist drill yaitu:
a)
Sudut Puncak ( ϕ )
Sudut puncak adalah sudut yang dibentuk oleh kedua sisi potong
pada mata potong primer. Besarnya sudut puncak dipengaruhi oleh material yang
akan dikerjakan. Rumusan standar untuk
menentukan besarnya sudut puncak ini tidak ada. Data tersebut diperoleh melalui
caraeksperimen dimana ditemukan geometri yang paling cocok untuk pengerjaan
material tersebut, kemudian dibakukan dalam standar DIN1414. Pemilihan sudut
puncak ini erat kaitannya dengan type twist drill yang dipakai. Adapun datanya sebagai berikut:
a. Type N
• Baja dan baja tuang
dengan kekuatan tarik sampai 700 N/mm2, ϕ = 118°.
• Paduan CuZn, nickel,
stainless steel , ϕ = 140°.
b. Type H
• Paduan CuZn 40 , ϕ =
118°.
• Baja kekuatan tinggi >
St 70 , ϕ = 140°.
• Plastik cetakan , batu , ϕ
= 80°.
c. Type W
• Aluminium, copper ϕ =
140°.
• Zinc alloys , ϕ = 118°.
b) Sisi Potong Sama Panjang
Tuntutan kedua dalam pengasahan twist drill adalah sisi potong
yang sama panjang. Ukuran ini diambil dari ujung pembentuk diameter sampai pada chisel edge. Perbedaan panjang pada sisi potong akan mengakibatkan munculnya gaya radial pada saat pengeboran sehingga memungkinkan adanya perubahan center lubang dan ukuran yang
dihasilkan. Paduan material pada twist drill memungkinkan adanya kelenturan hal ini dimaksudkan untuk menghindari kepatahan pada twist drill. Posisi sisi
potong terhadap center memang miring maka memungkinkan sekali munculnya
gaya radial tersebut. Gaya radial yang muncul pada masing-masing sisi potong
akan beresultan menjadi gaya aksial apabila besar dan arahnya tidak sama.
c) Sudut Bebas ( α )
Bidang bebas pada twist
drill berupa bidang lengkung, sehingga pengukurannya cukup menyulitkan sehingga
ada toleransi yang agak besar untuk itu. Sudut bebas twist drill diukur dengan
cara mencari titik singgung pertama pada punggung dari ujung mata potongnya. Besarnya clearence
yang diminta adalah 10° - 12°. Besar kecilnya sudut bebas ini dipengaruhi oleh
laju pemakanan ( feed ), semakin cepat maka dibutuhkan sudut yang besar pula,
dan sebaliknya. Jika kita membesarkan
sudut bebasnya perlu diperhitungkan ketegaran pada twist drill dan
kecenderungan twist drill untuk tertancap pada benda kerja dan akhirnya patah,
karena sudut bebas juga berfungsi untuk membatasi laju pemakanan ( secara manual
).
d) Chisel Edge
Angle
Chisel edge juga
merupakan mata potong, Pada pengeboran awal ( predrill ) bagian ini menghabiskan
kira-kira 2/3 gaya potong yang diberikan saat proses pengerjaan, untuk mengurangi
kerugian tersebut maka ditemukan efisiensi maksimal pengeboran
dengan chisel edge angle 55°. Bagian chisel edge juga bekerja seperti mata potong utamanya saat pengeboran awal ( predrill ), agar tidak terlalu berat dan mempengaruhi kesentrisannya maka dibentuklah chisel edge angle ( bekerja dalam
arah gaya yang berbeda ).
Pada bagian ini mempunyai geometri sudut potong yang buruk dimana sudut
garuknya terlalu kecil dan sudut bebas terlalu besar. Pada beberapa modifikasi
untuk mengatasi kondisi tersebut, yang akan dibahas pada bagian berikutnya.
e)
Kesebidangan
Kesebidangan
bukan hanya merupakan syarat secara penampilan saja, tetapi akan menyangkut
mengenai ketepatan akan sudut potongnya juga umur pakai mata potongnya.
Mengasah secara manual dengan tuntutan sebanyak ini tidaklah gampang, perlu banyak latihan agar kemampuan yang kita miliki dapat mencapainya. Sebetulnya daerah yang harus
sebidang adalah daerah yang dekat dengan
sisi potong karena hanya daerah itu yang efektif bekerja.
f)
Cara
Pengasahan Twist Drill
Pada cara manual, hanya dibutuhkan mesin gerinda jenis bangku
misalnya Vitax. Kriteria pengasahan
dicapai dengan kemampuan operator tanpa alat bantu, sehingga memang
dituntut ketrampilan pengerjaan manual yang baik. Pengerjaan ini memakai batu
gerinda type I atau form A, dengan cara memanfaatkan kelengkungan diameter
luarnya.
2.
Pengasahan
Pahat Bubut
Mengasah
pahat adalah bagian dari tekhnik dan juga bagian dari seni. Pahat bubut HSS
dijual dalam keadaan blank(belum dibuat sisi potongnya). Ukuran yang
tersedia biasanya mulai dari 5/16",3/8",1/2" dst (penampang) dan
panjangnya 2",4",6"dst. Ada empat langkah yang harus
ditempuh untuk membuat sebuah pahat
bubut muka kanan,yaitu:
·
menggerinda di bagian ujung
·
menggerinda sisi kirinya
·
menggerinda sisi atasnya
·
membulatkan ujungnya
I. Pertama menggerinda bagian depan
batang HSS ini (bagian yang berwarna kuning dari model diatas). Gunakan batu
gerinda kasar.Posisikan pahat agak miring ke kiri 10-15 derajat. Hal inni akan
membuat sudut pembebas,agar tidak semua bagian pahat bersentuhan dengan benda
kerja nantinya.
Proses pengerindaan membuat pahat menjadi panas,maka kita
perlu sesekali mencelubkan ke cairan pendingin selama kurang lebih 15 detik. Di bawah ini adalah gambar setelah proses penggerindaan pertama.
II.
Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena
pahat yang kita buat pahat kanan maka sisi potongnya ada di sebelah
kiri(ditunjukkan warna merah pada model). Prosedur dasarnya adalah
sama kecuali bahwa kita memegang alat dengan sisi sekitar sudut 10 derajat ke
roda gerinda.
III.
Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada
sisi atas,pada model ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih
berhati-hati,jangan sampai bagian sisi potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan
atas, ikut tersapu batu gerinda. Jika terjadi maka ketinggian sisi potongnya
akan berkurang atau lebih rendah dari badan pahat itu sendiri,masih bisa
dipakai memang,namun mungkin akan membutuhkan plat ganjal tambahan saat
menyetel.
IV.
Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi
potongnya. Untuk tugas membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu
tajam seperti gambar diatas tidak akan bertahan lama. Karena itu kita harus
membuatnya memiliki radius kecil agar bisa digunakan dalam pemakanan yang cukup
dalam. Kurang lebih bentuknya seperti gambar 4.b.
3.
Pengasahan
Pisau Frais ( Cutter )
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. |
Menyiapkan pisau frais yang akan
digerinda/diasah.
Menyiapkan kolet disesuaikan diameternya dengan diameter lubang pisau frais. Memeriksa kondisi mesin gerinda alat, roda gerinda gerinddan perlengkapannya untuk keperluan menggerinda pisau frais. Bila roda gerinda yang terpasang bentuknya belumsesuai dengan yang dibutuhkan, maka gantilah dengan bentuk roda gerinda yang sesuai. Memasang pisau frais profil pada kolet, kepala putar, dan kepala lepasnya Mengatur posisi/kedudukan pisau frais baik terhadap roda gerindanya maupun sudut mata potongnya. Mengatur sudut mata potong sebesar 8º - 10º. Menghidupkan mesin gerinda kemudian mendekatkan batu gerinda ke celah pisau frais secara perlahan-lahan sampai menyentuhnya. Melakukan penggerindaan dengan menggeser meja secara manual ke arah kanan dan kiri perlahan– lahan. Ketebalan pemotongan di batasi hanya sampai 10 mikron saja untuk satu profil gigi setiap kali pemotongan. Lakukan proses yang sama untuk profil gigi berikutnya sampai selesai. Jika telah selesai proses dan profil gigi belum tajam maka lakukan penambahan pemotongan dan kerjakan proses pengasahan seperti yang telah dilakukan. |
E.
Pengasahan
Batu Gerinda ( Truing and Dressing )
Truing
berfungsi untuk Membuat bentuk / form yang diinginkan, menjaga permukaan batu gerinda agar tetap rata dan memperbaiki putaran yang eksentris
Sedangkan dresser digunakan untuk mengasah batu gerinda. Adapun cara
penggunaan dresser untuk
mengasah batu gerinda sebagai berikut :
a. Dresser diletakkan di atas meja magnet tepat
di bawah batu gerinda,
sesuai tempat batu gerinda yang akan
diasah.
b. Sentuhkan batu gerinda pada dresser dengan menaikkan meja
mesin
sedikit saja.
c. Saat menggerinda jangan lupa
hidupkan pendingin agar batu gerinda
tidak terjadi panas berlebih.
d. Dressing dilakukan satu kali langkah sudah
cukup untuk membersihkan
batu gerinda dan menajamkanya.
CARA MENGASAH PAHAT BUBUT RATA
Pahat bubut digunakan sebagai alat
potong mesin bubut untuk menyayat benda kerja menjadi bentuk yang
diinginkan.Pahat bubut harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan jenis bahan
benda kerja yang akan dibubut.
Material dari pahat bubut harus mempunyai sifat-sifat :
1.
Keras, sehingga sisi potong tahan
untuk memotong benda kerja; ulet, agar sisi potong tidak mudah patah;
2.
Tahan panas; dan secara ekonomis
lebih lambat menguntungkan.
Bebrapa material pahat bubut yang
sering digunakan adalah baja perkakas bukan paduan (unalloyed tool steel ),
Baja paduan ( alloy tool steel ) termasuk didalam HSS, Cemented carbide,
Diamond tips danceramis.
Pahat
bubut harus gerinda untuk mengasah sisi potong. Ini bertujuan supaya sisi
potong mempunyai sisi potong mempunyai bentuk dan lokasi yang benar terhadap
tangkainya.Selain itu bentuk dari sisi potong harus dapat menusuk benda kerja
secara efisien untuk memperoleh efesiensi yang tinggi dalam penyayatan
logam.Pahat yang digerinda akan menghasilkan beberapa permukaan. Permukaan ini
meliputi :
1.
Permukaan atas
2.
Sisi, dan
3.
Muka
Permukaan
ujung yang merupakan sisi potong didapatkan dari pertemuan ketiga permukaan
tersebut dan radius G. Permukaan-permukaan ini perlu diketahui untuk mengasah
pahat dengan sudut yang sesuai dengan pekerjaan yang diingankan .
FUNGSI SUDUT PAHAT
Terdapat 6 sudut utama yang memegang
peranan penting dalam pemesinan menggunakan pahat bubut.Sudut – sudut tersebut
adalah :
1.
SUDUT RAKE SISI (SIDE RAKE ANGLE )
Istilah
rake sisi menunjukan permukaan bagian atas yang digerinda miring dengan
membentuk sudut terhadap permukaan potong sisi. Sudut ini ditunjukan dengan
sudut A. Sudut rake menentukan sudut ketika tatal meninggalkan benda kerja
dalam arah menjauhi permukaan potong sisi.
2.
SUDUT RAKE BELAKANG ( BACK RAKE ANGLE
)
Istilah
rake belakang menunjukan permukaan atas yang digerinda miring dengan membentuk
sudut terhadap permukaan ujung. Sudut ini diperlihatkan sebagai sudut B.Sudut
rake belakang secara total juga ditentukan oleh pemegang pahat bubut. Besar
sudut ini mempengaruhi sudut dimana tatal meninggalkan benda kerja dalam arah
menjauhi permukaan ujung.Fungsi utama dari sudut rake adalah mengarahkan aliran
tatal meninggalkan permukaan benda kerja dan mengatur gaya potong. Gaya potong
ini harus didistribusikan secara merata pada masing – masing permukaan sisi dan
permukaan depan.
3.
SUDUT BEBAS SISI ( SIDE CLEARANCE
ANGLE )
Istilah
bebas sisi (side relief )menunjukan permukaan samping yang digerinda miring
dengan membentuk sudut terhadap permukaan sis ipotong. Sudut ini diperlihatkan
sebagai sudut C. bebas sisi ini mengkonsentrasikan gaya tusuk yang timbul pada
suatu daerah yang kecil didekat sisi potong.
4.
SUDUT BEBAS MUKA (FRONT CLEARANCE
ANGLE )
Istilah
bebas muka (end relief )berarti permukaan depan dari pahat yang digerinda miring dengan membentuk sudut terhadap
permukaan ujung. Bebas muka mengkonsentrasikan gaya tusuk
5.
SUDUT SISI POTONG SAMPING (SIDE
CUTTING EDGE ANGLE )
Istilah
sisi potong samping menunjukan permukaan samping yang digerinda miring
membentuk sudut terhadap permukaan sisi dari pahat.
LANGKAH
KERJA / PENGASAH PAHAT
a.
Check ukuran benda kerja dan
dipersiapkan alat – alat perlengkapan mesin gerinda yang akan digunakan
b. Jalan mesin gerinda, periksa apakah
ada kesalahan
c.
Mulailah menggerinda pada permukaan
bidang sebelah kiri dengan susut bebas 12⁰ dan sudut mata potong 10⁰ sebagai acuan
d. Gerinda permukaan bagian depan
dengan sudut bebas muka 10⁰
dan sudut bebas 80⁰
e.
Melanjutkan penggerindaan pada
permukaan atas dengan rake angle 12⁰
f.
Ulangi penggerindaan untuk
menghaluskan ketiga sudut di atas
g.
Periksa masing – masing sudut bebas
pada tiap permukaan pahat.
h. Pasang pahat pada pemegang pahat
kiri .
i.
Cek ukuran dengan alat ukur sudut (
busurbaja )
j.
Serah hasil pekerjaan anda kepada
instruktur.
LANGKAH KERJA / PENGASAHAN PAHAT BUBUT RATA
LANGKAH KERJA / PENGASAHAN PAHAT BUBUT RATA
1.
Gerinda bagian sisi pahat dengan
sudut 12⁰ - 15⁰
2.
Gerinda sudut bebas sisi dengan
sudut 8⁰ - 10⁰
3.
Gerinda sisi sebelah kanan sehingga
terbentuk puncak pahat 80⁰
4.
Gerinda bagian sudut bebas muka
dengan sudut 8⁰ - 10⁰
5.
gerinda sudut tatal ( bagian atas )
sebesar 12⁰ - 20⁰
BAB
IV
KESIMPULAN
Dari uraian
diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu mesin gerinda memiliki beragam
jenis sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki. Segala jenis bentuk batu
gerinda memiliki bentuk yang berbeda-beda, hal ini juga dikarenakan mempunyai
fungsinya masing-masing. Pengecekan batu gerinda sebelum digunakan sangatlah
penting karena berkaitan dengan keselamatan kerja dan hasil akhir penggerindaan
yang dilakukan. Sebelum menggerinda tentunya penggunaan alat-alat keselamatan
perlu diperhatikan karena chip yang dihasilkan berupa debu yang sangat halus.
Menggerinda merupakan proses pengikisan karena depth of cutnya kecil hanya
sekitar 2-5 mikron. Dalam pengasahan alat potong perlu diperhatikan dalam
pembuatan sudut-sudut potongnya karena hal itu berpengaruh ketika alat potong
tersebut digunakan dalam proses pemesinan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://dunia-pemesinan.blogspot.com/2012/03/mesin-gerinda.html ( 13:28 / 5 Nov 2013 )
http://adityaptmfkip2011.blogspot.com/2013/07/mesin-gerinda_2108.html ( 11 : 00 / 5 Nov 2013 )
http://dc373.4shared.com/doc/f-BhczyL/preview.html ( 12 : 05 / 5 Nov 2013 )
http://sigitsafety.files.wordpress.com/2010/07/mesin-gerinda.png ( 14 : 02 / 5 Nov 2013 )
http://materi-tik-ptd.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-batu-gerinda.html ( 16 : 25 / 5 Nov 2013 )
http://an-tika.blogspot.com/2011/07/cara-mengasah-pahat-bubut.html ( 19 : 04 / 5 Nov 2013 )
http://m-edukasi.net/online/2008/pengerindaan/langkahgerinda.html ( 19 : 40 / 5 Nov 2013 )
http://www.scribd.com/doc/127488392/Menggerinda-Pahat-Dan-Alat-Potong#download ( 19 : 54 / 5 Nov 2013 )
Sumardiyono, ST. 2006. Panduan Praktek Tool Grinding
1. Surakarta : Atmipress Solo.
Sumardiyono, ST. 2006. Panduan Praktek Gerinda 2.
Surakarta : Atmipress Solo.
Triyanto, Ant. 2009. Teknik Gerinda 2. Surakarta :
Kolese Mikael Surakarta.
maksih gan buat tipsnya sangat membantu,,,,
BalasHapusProses Gerinda ~ Cahaya Ilmu Teknik >>>>> Download Now
Hapus>>>>> Download Full
Proses Gerinda ~ Cahaya Ilmu Teknik >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Proses Gerinda ~ Cahaya Ilmu Teknik >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK Zg
maksih gan buat tipsnya sangat membantu,,
BalasHapusKami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.
BalasHapusOli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.
Kami menjadi salah satu perusahaan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pabrik-pabrik besar di Indonesia, termasuk kebutuhan akan pelumasan khusus.
Prinsip kami adalah selalu mengembangkan hubungan jangka panjang kepada setiap customer. Bila anda butuh info lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.
Mobile : 0813-1084-9918
Whatsapp : 0813-1084-9918
name : Tommy. K
Email1 : tommy.transcal@gmail.com
Proses Gerinda ~ Cahaya Ilmu Teknik >>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
Proses Gerinda ~ Cahaya Ilmu Teknik >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Proses Gerinda ~ Cahaya Ilmu Teknik >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK