BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Fisika merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari tentang gejala-gejala alam. Tujuan pengajaran fisika di SMP adalah
agar siswa mampu menguasai konsep-konsep fisika dan saling keterkaitannya serta
mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari keagungan Tuhan Yang
Maha Esa. Untuk mencapai tujuan pengajaran fisika khususnya, telah dilakukan
berbagai usaha kearah pembangunan, perbaikan dan pengembangan sistem
pendidikan, baik sistem pengelolaan maupun penmgkatan mutu. Hal ini tidak
terlepas dari kegiatan guru dan siswa dalam perwujudan proses belajar.
Pada tahun ajaran 2009/2010, diketahui bahwa hanya 65% siswa
yang tuntas belajar dari nilai KKM ( kriteria ketuntasan minimal) mata
pelajaran IPA yang ditetapkan yaitu 60 sehingga perlu dilakukan remedial.
Rendahnya hasil belajar fisika dapat diakibatkan oleh berbagai faktor antara
lain ketidakmampuan guru menggunakan srategi/pendekatan yang lebih cocok daam
mengajarkan konsep sehingga menyebabkan kesulitan bagi siswa-siswa dalam
memahami konsep fisika. Pelajaran Fisika selalu diujikan pula ketika Ujian
Nasional ( UN ) dari tahun ke tahun. Selain itu juga ada Ujian Praktek Sekolah
( UPS ) sehingga hal itu juga termasuk yang menjadi beban bagi siswa SMP.
Setelah dicoba dengan berbagai metode ternyata kemampuan
siswa dalam memahami konsep fisika tidak seperti yang diharapkan. Berdasarkan
kondisi yang demikian maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar mereka, mengerti, berpartisipasi aktif, bekerja
memecahkan masaiah, menemukan sesuatu untuk dirinya dan saling mendiskusikan
masaiah tersebut dengan temannya serta dapat membantu teman-teman yang rendah
prestasinya. Hal ini dapat diwujudkan secara intensif dengan menerapkan suatu
mode pembelajaran yang komunikatif.
Berdasarkan dari uraian diatas, akhirnya penulis memilih
judul makalah “Terampil dan Efektif Belajar Fisika dengan ( Metode ) DISHARE
pada Tingkat SMP”. Selain itu siswa seusia SMP merupakan masa pembentukan atau
mudah untuk diarahkan disbandingkan tingkat SMA atau SMK.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas, maka
penulis menentukan masalah yaitu :
a. Apa itu metode belajar DISHARE?
b. Untuk apa metode belajar DISHARE
dilakukan ditingkat SMP?
c. Seperti apa bentuk dan sifatnya
metode belajar DISHARE ini?
d. Bagaimana peran guru dan siswa dlam
metode belajar DISHARE ini?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan dari uraian rumusan masalah diatas, maka penulis
dapat menentukan tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :
a. Meningkatkan konsetrasi siswa SMP
dalam pelajaran Fisika.
b. Melatih siswa SMP untuk mau mau
terbuka dan berbagi informasi tentang fisika serta melatih siswa SMP untuk
berfikir kritis dan kreatif.
c. Siswa paham dan mengerti dari segi
akademis maupun psikis.
d. Mendekatkan hubungan keakraban
antara siswa dengan gurunya sehingga tercipta susasana kelas yang kondusif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Pembelajaran Komunikatif
Metode
Komunikatif dalam pengajaran bahasa bermula dari suatu teori yang berlandaskan
“bahasa sebagai komunikasi”, Tarigan (1989: 280). Pada bagian terdahulu sudah
dikemukakan bahwa pandangan tentang bahasa dan pembelajaran bahasa selalu
mengalami perubahan, sejalan dengan perkembangan pola pikir masyarakat.Dalam
kaitannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia, akhir-akhir ini sedang
digalakkan penerapan Metode Komunikatif dan pendekatan terpadu.
Metode
Komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan
menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam
pembelajaran bahasa. Tampak bahwa bahasa tidak hanya dipandang sebagai
seperangkat kaidah tetapi lebih luas lagi, yakni sebagai sarana untuk
berkomunikasi. Ini berarti, bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yaitu
fungsi komunikatif. Menurut Littlewood (1981) pemikiran Metode Komunikatif
didasarkan pada pemikiran bahwa :
a) Metode
Komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa. Hal ini
terutama menyebabkan orang melihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa
dan kosakata, tetapi juga pada fungsi komunikatif bahasa.
b)
Metode Komunikatif membuka diri bagi
pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal itu menimbulkan kesadaran
bahwa mengajarkan bahasa tidak cukup dengan memberikan kepada siswa bagaimana
bentuk-bentuk bahasa asing, tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara
menerapkan bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana
komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat.
Metode
Komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan
menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai
dalam pembelajaran bahasa. Metode komuikatif
adalah sebuah metode yang lebih mengandalkan kreativitas para palajar dalam
melakukan latihan.
Pada
tahap ini keterlibatan guru secara langsung mulai dikurangi untuk memberi
kesempatan kepada mereka untuk mngembangkan kemampuan sendiri. Para siswa pada
tahap ini ditekankan untuk lebih banyak berbicara dari pada guru. Secara
pikologis setiap kelas memiliki kecenderungan, pandangan dan kemampuan kolektif
yang tidak sama, oleh bab itu guru harus pandai memanfaatkan kondisi ini agar
setiap pembelajaran yang dilakukan setidaknya memberikan kegairahan kepada
mereka.
B.
Definisi Metode Pembelajaran DISHARE
Kata DISHARE berasal dari gabungan beberapa kata dalam
bahasa Inggris yaitu : Discuss ( membahas ), Share ( berbagi ), dan Reflection
( merefleksikan ) yang artinya suatu model pembelajaran dimana siswa tidak
harus dituntut mendapatkan ilmu dari guru secara langsung tetapi berasal dari
hasil diskusi dari teman sekelas dan guru hanya sebagai moderator. Maka metode
pembelajaran jenis ini merupakan bentuk penginovasian dari metode pembelajaran
komunikatif. Berikut ini adalah penjabaran dari makna metode Pembelajaran
DISHARE :
1.
Discuss ( Membahas )
Pembelajaran
hendaknya dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan.
Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam
proses belajar mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Pembelajaran
dirancang dalam bentuk siswa bekerja, praktik mengerjakan sesuatu, bertukar
pikiran dan pendapat, mendemonstrasikan, dan menciptakan suatu gagasan.
Siswa
belajar menggunakan keterampilan untuk berdiskusi dan menganalisis bukti,
mengevaluasi ide dan proporsi, mereflesikan validitas data, memproses, membuat
kesimpulan. Nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan dari bagian ini antara
lain : berfikir kritis dan logis, rasa ingin tahu, kreatifitas.
Gambar B.1. Bentuk diskusi siswa SMP dalam metode pembelajaran
DISHARE
2.
Share ( Berbagi )
Siswa
menemukan dan menyimpulkan dari hasil diskusi yang dilakukan dalam bentuk
ringkasan. Hasil yang siswa peroleh merupakan harus betul-betul hasil pemikiran
buah karya sendiri sehingga harus disertakan bukti dan alas an yang kuat karena
harus disampaikan kepada semua orang dalam kelas. Kemudian menentukan bagaimana
mempresentasikannya dan menjelaskan penemuannya, dan menghubungkan ide-ide atau
teori untuk mendapatkan konsep dari materi yang dibahas. Nilai-nilai karakter
yang dapat dikembangkan pada bagian ini antara lain : tanggung jawab,
toleransi, dan kepemimpinan.
Gambar B.2. Bentuk penyampaian hasil diskusi siswa SMP dalam
metode pembelajaran DISHARE
3.
Reflection ( Merefleksikan )
Siswa
menelaah suatu kejadian, kegiatan, dan pengalaman serta berpikir tentang apa
yang siswa pelajari, bagaimana merasakan, dan bagaimana siswa menggunakan
pengetahuan baru tersebut. Siswa juga dapat mengetahui contoh implementasi
materi dari hasil diskusi yang dilakukan dengan kehidupan sehari-hari. Selain
itu guru akan menerima kesulitan siswa dalam bagian menerima materi yang telah
diskusikan sehingga guru lebih mengerti kebutuhan siswa dalam proses
pembelajaran. Nilai karakter yang juga dapat dikembangkan dalam bagian ini
antara lain rasa ingin tahu yang tinggi, tanggung jawab dalam berpendapat, dan
kemandirian
Gambar B.3. Bentuk refleksi siswa SMP dan Guru dalam metode
pembelajaran DISHARE
C.
Karakteristik Metode Pembelajaran
DISHARE
Metode ini mempunyai karakteristik tersendiri dalam
penerapanya antara lain sebagai berikut :
1. Guru bukan lagi sebagai satu-satunya
sumber ilmu tetapi hanya sebagai moderator atau fasilitator saja.
2. Siswa lebih berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran ini.
3. Siswa tidak perlu banyak mencatat
tetapi bahan materi sudah berwujud soft file.
4. Media yang digunakan berbasis IT.
5. Siswa lebih bebas berpendapat dan
berbicara mengenai materi yang sedang dibahas.
6. Guru lebih mudah mengawasi
siswa-siswanya saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
7. Kebersamaan dalam bekerja sama
kelompok lebih terbina.
8. Memerlukan biaya operasinal yang
lebih besar.
9. Waktu yang diperlukan cenderung
lebih sedikit untuk melakukan satu pertemuan.
10. Sifat penilaian bisa berbentuk
spontanitas berupa kuis atau sejenis e-learning.
D.
Media yang Digunakan dalam Metode
Pembelajaran DISHARE
Demi menunjang keberhasilan penerapan metode belajar DISHARE
ini maka diperlukan adanya suatu media pendukung. Selain itu media yang
digunakan harus sudah berbasis IT karena untuk sebagai bentuk penyesuaian diri
dengan keamajuan IPTEK yang telah berkembang pada masa kini. Media yang perlu
digunakan dalam metode pembelajaran DISHARE antara lain sebagai berikut :
1. Perangkat Komputer PC yang sudah
terhubung internet setiap meja siswa.
2. Proyektor atau Layar LCD.
3. Pengeras Suara ( Speaker Sentral )
4. Microphone.
5. Buku Refleksi untuk setiap siswa.
6. Flashdisk setiap siswa.
7. Buku referensi mata pelajaran fisika
bila diperlukan.
Gambar D.1. Komputer PC yang terintegrasi internet kabel (
LAN )
Gambar D.2. Proyektor Layar LCD
Gambar D.3. Pengeras Suara ( Speaker Sentral )
Gambar D.4. Microphone
Gambar D.5. Flashdisk untuk setiap siswa SMP
Gambar D.6. Buku Refleksi untuk setiap siswa SMP
Gambar D.5. Flashdisk untuk setiap
siswa
E.
Langkah-Langkah Melakukan Metode
DISHARE
Gambar E.1. Gambar denah penataan ruang kelas dalam metode
pembelajaran DISHARE
Sebelum melakukan metode pembelajaran DISHARE, alangkah
baiknya susunan ruang kelas dibuat seperti denah gambar seperti diatas demi
lancarnya proses pembelajaran nanti. Kemudian dilanjutkan langkah-langkah
sesuai dengan singkatan DISHARE yaitu sebagai berikut ini :
1. Semua siswa SMP dibentuk kedalam
beberapa kelompok antara 4-5 orang atau penataan meja kelas dibuat membundar.
2. Kemudian para siswa harus mecari
referensi melalui internet pada komputer PC masing-masing.
3. Kemudian dibahas antar teman samping
bangku siswa.
4. Kemudian guru mengatur jalanya dan
waktu Membahas agar tidak terlalu lama.
5. Setelah proses membahas dilakukan
kemudian guru harus melanjutkan proses berbagi dimana semua hasil membahas tadi
disampaikan satu-persatu setelah itu disimpulkan sebagai hasil akhirnya oleh
guru.
6. Kemudian siswa dan guru yang telah
menemukan materi tentang hasil membahas tadi lalu dibagikan kepada semua siswa
satu kelas melalui komputer PC yang sudah terkoneksi ( nirkabel ).
7. Selanjutnya siswa mengkopy materi
tadi melalui flashdisk.
8. Kemudian setelah dilakukanya
membahas dan berbagi, semua siswa diminta untuk menyampaikan keluh kesah
kesulitan pada bagian materi yang sudah dibicarakan tadi secara kolektif setiap
siswa melalui buku refleksi yang sudah.
9. Setelah semuanya sudah ditulis dalam
buku refleksi, siswa diminta untuk menyampaikan ke semuanya per siswa, kemudian
guru menampung seluruh refleksi dari siswa.
10. Apabila sudah guru memberikan solusi
atas keluhan dari siswa tadi satu per satu.
11. Pada bagian ini guru dapat juga
menggunakan contoh riil sebagai bentuk pengaplikasian materi tadi dengan
kehidupan sehari-hari. Intinya pada bagian refleksi ini adalah mengevaluasi
hasil pembahasan dari awal hingga akhir baik itu sisi positif maupun
negatifnya. Buku Refleksi juga bisa sebagai catatan berita acara atas
bentuk-bentuk kegiatan selama diskusi berlangsung.
BAB
III
KESIMPULAN
Berdasarkan
dari uraian pembahasan diatas tadi, akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan
antara lain sebagai berikut :
1. Metode
pembelajaran DISHARE merupakan bentuk metode pembelajaran yang menginovasikan
dari metode pembelajaran komunikatif. Peran guru pada metode ini jelas-jelas
hanya sebagai mediator dan fasilitator bukan sepenuhnya lagi sebagai sumber
ilmu.
2. Metode
pembelajran DISHARE terbagi kedalam tiga proses bagian yaitu Discuss ( Membahas
), Share ( Berbagi ) dan Reflection ( Merefleksikan ). Pada bagian
Merefleksikan siswa diberi kesmpatan menyampaikan keluh kesahnya dalam materi
yang sedang dibahas sehingga layaknya seperti curhatan antara siswa dan guru.
3. Nilai-nilai
yang dapat dikembangkan pada metode ini antara lain : Keandirian, Tanggung
jawab, Kreativitas, Toleransi, Kecakapan.
4. Media
yang digunakan dalam metode pembelajaran DISHARE ini sudah berbasis menggunakan
IT sehingga siswa tidak perlu takut apabila dikatakan gaptek ( gagap teknologi
). Siswa lebih leluasa mengeksplor ilmu pengetahuan dengan media berbasis IT.
BAB
IV
IMPLIKASI
Berdasarkan
dari uraian pembahasan diatas, akhirnya penulis dapat mengimplikasikan bahwa :
1. Secara
teoritis, metode pembelajran DISHARE dapat merangsang siswa akan rasa keingin
tahuan yang tinggi mengenai materi Fisika. Mengubah siswa yang dari pasif
menjadi aktif.
2. Meningkatkan
konsentrasi belajar siswa terutama dibidang pelajaran Fisika dengan mengkolaborasikan
media IT dengan pengetahuan tentang Fisika. Sehingga tujuan yang diharapkan
dari media ini jelas-jelas memihak pada siswa. Maka siswa dalam metode ini
benar-benar diusahakan sedemikian rupa dalam belajar Fisika.
3. Metode
pembelajaran DISHARE merupakan salah satu usaha pendekatan hubungan antara
siswa dengan gurunya dalam proses belajar mengajar. Sehingga siswa tidak merasa
canggung, kaku dan takut terhadap gurunya lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.catatanrimbun.com/2012/10/upaya-peningkatan-hasil-belajar-siswa.html ( 13 : 16 / 7 Oktober 2013 )
http://pandidikan.blogspot.com/2011/06/metode-komunikatif-al-ithisoliyah.html ( 13
: 18 / 7 Oktober 2013 )
( 19 : 26 / 7 Oktober 2013 )
http://www.slideshare.net/suhaeni/8-teknik-pembelajaran-komunikatif-menyenangkan ( 19 : 44 / 7 Oktober 2013 )
Nasution,.S. 1989. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sulistyowati,
Endah. 2012. Implementasi Kurikulum
Pendidikan Karakter.
Terampil Belajar Fisika Tingkat Smp Menggunakan Metode Pembelajaran Dishare ( Discuss, Sharing, And Reflection ) ~ Cahaya Ilmu Teknik >>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
Terampil Belajar Fisika Tingkat Smp Menggunakan Metode Pembelajaran Dishare ( Discuss, Sharing, And Reflection ) ~ Cahaya Ilmu Teknik >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Terampil Belajar Fisika Tingkat Smp Menggunakan Metode Pembelajaran Dishare ( Discuss, Sharing, And Reflection ) ~ Cahaya Ilmu Teknik >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK